Saturday, August 12, 2017

Brokoli dan Kembang Kol; Kembar Tapi Beda

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum, Sahabat.

Kalau ditanya; Pilih mana, brokoli atau kembang kol?

Saya akan jawab; saya pilih semua. Iya, saya suka semuanya.
Sepintas bentuknya memang sama, hanya warna saja yang membedakan. Satu berwarna hijau dan yang lain berwarna putih. Mereka berdua memang masih saudara, dari keluarga kubis, wajar jika mirip. Meskipun biasanya saudara tidak suka jika dibanding-bandingkan dengan saudaranya, tapi saya tidak bisa menahan keingintahuan tentang perbedaan yang ada pada mereka.


Sebab yang membuat saya bingung mengapa di pasaran harga kedua sayuran ini berbeda? Apakah yang satu lebih unggul dari yang lain, atau ada alasan lain? Karena saya selalu terngiang-ngiang dengan jargon "Harga Memang Nggak Pernah Bohong" #eh.

Hal itulah yang menarik saya untuk menjadikan mereka sebagai topik bahasan blog saya kali ini. Selama tinggal di Jogja mudah sekali kami mendapatkan sayur brokoli dan kembang kol, meskipun di warung-warung kecil, dengan harga murah. Berkebalikan dengan ketika kami masih tinggal di Balikpapan, sayur ini sangat jarang kami sentuh. Sebab hanya terdapat di pasar besar dan supermarket, padahal saya paling males kalau ke supermarket hanya untuk beli sayur. Harga jangan ditanya, hampir 5 kali lipat dari yang di DIY, eh nggak lebay? Iya, bener! Sebonggol kecil brokoli yang cuma 2.000an di Jogja, di Balikpapan harganya di atas 10.000.

Hal ini wajar, mengingat brokoli dan kembang kol hanya tumbuh subur di daerah dingin a.k.a daerah pegunungan, maka Balikpapan tidak semurah-meriah Jogja dalam hal tersedianya sayur-mayur, ini menurut saya, silakan jika sahabat memiliki pandangan lain.

Makan sayur brokoli atau kembang kol punya sensasi tersendiri, seperti memakan pohon mini. Ketika saya harus membujuk si abang agar mau makan sayur ini, saya katakan; "Abang, makan sayur pohon yaa... biar Abang besar dan tinggi kayak pohon." Lalu dia akan membuka mulutnya lebar, siap mengunyah si pohon mini. Nyaamm.

Brokoli

Nah, di atas sudah saya bilang tertarik dengan perbedaan apapun itu dari brokoli dan kembang Kol. Dari hasil merogoh kantong ajaib mbah Google saya menemukan bahwa brokoli dan bunga kol memiliki kandungan yang tak jauh berbeda alias banyak samanya. Keduanya mengandung vitamin C dan kelompok vitamin B, serat, dan rendah kalori. Brokoli dan bunga kol juga diketahui banyak mengandung vitamin K serta antioksidan yang sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak radikal bebas terhadap kesehatan tubuh. Selain itu dua bersaudara keluarga kubis ini rendah kalori dan kaya akan asam folat yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil.

Lalu, perbedaannya aappaa?

Ternyata yang membedakan adalah jumlah nutrisinya yang lebih banyak dikandung oleh brokoli, sang pemilik klorofil, lutein dan betakaroten, pigmen pembentuk warna hijau. Tentang zat pemberi warna ini sudah pernah saya singgung di "manfaat buah dan sayur sesuai warna" ya, Sahabat.

Ooh, begitu. Jadi cuma jumlahnya saja yang beda, ini mungkin seperti jika kita makan sebonggol brokoli sama dengan makan dua atau tiga bonggol kembang kol. Pantesan costnya lebih mahal brokoli. Harga memang nggak pernah bohong. (Hehe... pake nada-nada kayak yang di iklan gitu.)

Setelah mengetahui apa-apa saja yang dikandungnya, sekarang mari kita lihat apa saja manfaat yang bisa di ambil dari mengonsumsi brokoli dan kembang kol.

1. Melancarkan pencernaan sebab terkandung serat.

2. Menjaga kestabilan tekanan darah, sebab didukung oleh kalsium dan magnesium, dan menetralkan kadar garam dalam tubuh.

3. Menjaga kesehatan fungsi hati dan mencegah kanker, sebab terdapat aktivitas enzimatis (glukothiotransferase, glucoranosyl, transferase dan quinine reductase) berupa detoksifikasi racun di hati. Sebuah penelitian di Texas University menyebutkan bahwa mengonsumsi sayuran kubis–kubisan dengan rutin dapat menurunkan resiko kanker prostat (kanker yang menyerang pria di usia tua) sebesar 290%. Pengujian dilakukan di California, pria yang makan kubis-kubisan rutin selama sebulan mengalami penurunan resiko terkena kanker prostat hingga 49%.

4. Menurunkan gejala rematik, sebab kandungan vitamin C nya yang tinggi diyakini mampu mengurangi tingkat peradangan yang terjadi pada penderita rematik artritis.

5. Menurunkan kadar kolesterol. Sebuah penelitian yang di adakan di University of Hawai mensimpulkan bahwa dalam jumlah sedikit, senyawa indole-3-carbinol pada kembang kol mampu menurunkan sekresi kolesterol dan apolipoprotein(pembawa kolesterol jahat/LDL) B-100 hingga 56 %. Kabar baiknya, hal ini tidak hanya berlaku bagi kembang kol namun semua keluarga kubis termasuk brokoli.

Kembang Kol

Terakhir, saya ingin menyisipkan ini, hal yang biasanya terlewatkan oleh kita;
1. Cara Mencuci yang Benar
Cucilah dengan menggunakan air yang mengalir, seperti air dari keran, atau dengan cara disiram. Tak perlu terlalu lama agar vitamin tidak hilang.
2. Cara Memasak yang Benar
Dengan direbus boleh saja, asal dalam waktu singkat. Namun sebaiknya dikukus. Untuk menjaga kandungan vitamin tetap utuh.
3. Cara Memakan yang Benar
Boleh yang mateng, boleh juga yang mentah/ tidak dimasak. Bahkan ada yang dijus pula. Suka-suka sahabat lah.


Alhamdulillah, terjawab sudah rasa penasaran saya, bagaimana dengan Sahabat? Semoga demikian jua adanya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

#ODOP #bloggermuslimahindonesia #day12

Source: dari beberapa sumber di google, mau cari dari buku koq rempong amat sayanya😂

2 comments:

  1. Terima kasih infonya
    cek website cipto rental mobil yuk Rental Mobil Malang

    ReplyDelete
  2. Oh jadi ngeri perbedaan kembang kol sama brokoli, soanya dari dulu nganggep sayur ini sama aja

    ReplyDelete