Tuesday, August 8, 2017

Tomat dan Cabai, Jodoh Yang Serasi


بسم الله الرحمن الرحيم


Assalamu'alaikum, Sahabat blogger...

Siapa yang nggak suka sambal? Saya yakin kita semua suka sambal. Setidaknya kalau ada yang nggak suka dengan rasa pedes bakal bikin sambal dengan komposisi tomat 5 buah dan cabai 1 biji. Bener gak?

Tomat dan Cabai, Jodoh Yang Serasi

Di negara kita tercinta, Indonesia, yang tanahnya subur dan iklimnya sangat baik untuk bercocok tanam memang mudah membudidayakan tomat dan cabai. Oleh sebab itu komoditas ini mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Silahkan dicek dari sekian pasar modern (yalah, bilang aja mall) hingga pasar tradisional bahkan warung-warung selalu menyediakan tomat dan cabai.

Berikut saya copas tulisan mengenai kandungan nutrisi yang terdapat pada tomat dan cabai dari modul "Aneka Produk Olahan Tomat dan Cabai" yang ditulis oleh Ir. Tri Dewanti W., M.Kes dkk.


Kandungan Tomat

Buah tomat memiliki peranan penting dalam pembuatan aneka jenis makanan tradisional, minuman serta untuk pemenuhan gizi masyarakat. Tomat mengandung komponen nutrisi terutama kaya akan vitamin dan mineral. Dalam satu buah tomat segar ukuran sedang (100 gram) mengandung sekitar 30 kalori, 40 mg vitamin C, 1500 SI vitamin A, 60 ug tiamin (vitamin B), zat besi, kalsium dan lain-lain (Depkes RI, 1972).

Menurut Tonucci et al (1995) komposisi zat gizi yang terkandung di buah tomat cukup lengkap. Vitamin A dan C merupakan zat gizi yang jumlahnya cukup dominan dalam buah tomat. Menurut Jungs and Wells (1997) vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat yang keduanya mempunyai keaktifan sebagai vitamin C.

Selain itu buah tomat juga mengandung senyawa likopen dalam jumlah cukup tinggi. Pada tomat yang masih segar jumlah likopen sebesar 3,1-7,7 mg/100g. Selain memberikan warna merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai antioksidan. Komponen tersebut menjadikan tomat sebagai bahan pangan yang bergizi dan bersifat fungsional.

Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada tomat berperan untuk mencegah penyakit sariawan, memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka serta mencegah kerusakan atau pendarahan pada pembuluh darah halus. Senyawa likopen dapat menurunkan risiko terkena kanker, terutama kanker prostat, lambung, tenggorokan dan kanker usus besar. Kandungan asam klorogenat dan asam p-kumarat di dalam tomat mampu melemahkan zat nitrosamin penyebab kanker.

Beberapa temuan peneliti yaitu tomat dapat mengobati ganguan pencernaan, diare, memulihkan fungsi liver dan mencegah terjadinya serangan empedu. Selain itu juga ditemukan bahwa gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah (penyebab stroke dan penyakit jantung). Tomat juga mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkan jumlah maupun kegesitan sel sperma.

Tomat juga banyak dimanfaatkan di dalam industri kecantikan, banyak masker dan pil anti penuaan yang berbahan dasar tomat. Hal ini dikarenakan kandungan likopen pada tomat yang mampu memperbaiki dan mempertahankan jaringan kolagen kulit. Zat lain seperti tomatin bersifat sebagai antiinflamasi, yaitu dapat menyembuhkan luka dan jerawat.

Beberapa peneliti Inggris telah menemukan bahwa menambahkan tomat yang dimasak ke dalam makanan setiap hari meningkatkan kemampuan kulit untuk melindungi diri dari sinar ultra-violet yang berbahaya. Para peneliti di University of Manchester dan University of Newcastle menyatakan bahwa menambahkan lima sendok makan pasta tomat pada makanan harian pada 10 relawan dapat membantu menghindari kerusakan kulit dengan menyediakan perlindungan terhadap dampak sinar ultra-violet.

Kandungan Cabai
Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar.

Kandungan dan manfaat cabai belum banyak diketahui oleh masyarakat. Cabai sebetulnya merupakan makanan kaya gizi. Cabai rawit banyak mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A), lebih daripada buah-buahan seperti mangga, nanas, pepaya, dan semangka. Bahkan kadar mineralnya, terutama kalsium dan fosfor, mengungguli ikan segar. Tapi kandungan vitamin C cabai hijau lebih tinggi daripada cabai rawit.

Demikian pun paprika. Paprika merah punya kandungan vitamin C lebih tinggi dua kali lipat daripada paprika berwarna lain. Kadar betakarotennya pun lebih unggul sembilan kali daripada paprika hijau. Sebagian besar kandungan betakaroten paprika terletak pada bagian dekat kulit.

Zat yang membuat cabai terasa pedas adalah kapsaisin yang tersimpan dalam “urat” putih cabai, tempat melekatnya biji. Karena itu, untuk mengurangi rasa pedasnya, biasanya cabai merah dibuang bijinya berikut uratnya. Kapsaisin cabai bersifat stomakik, yakni dapat meningkatkan nafsu makan. Belum lagi kemampuannya merangsang produksi hormon endorphin yang mampu membangkitkan sensasi kenikmatan. Itulah sebabnya orang makan cabai ketika kepala pusing. Rasa pedas yang ditimbulkan kapsaisin menghalangi aktivitas otak untuk menerima sinyal rasa sakit yang kita derita.

Senyawa kapsaisin ternyata tak hanya merangsang nafsu makan, tetapi juga menjadi obat. Kapsaisin mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuksinusitis. Kapsaisin juga bersifat antikoagulan dengan cara menjaga darahsupaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Tak heran, orang yang sering makan cabai kemungkinan kecil menderita penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). Itu berarti juga kecil kemungkinan menderita serangan stroke, jantung koroner, dan impotensi.

Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau.

Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.


Wuih... banyak banget ternyata kandungan dua tumbuhan ini ya. Sok atuh, sering-sering dikonsumsi, jodohkan di meja makan sahabat, biar manfaat didapat.

Sambal; cabai dan tomat

Nah, mengapa di judul saya sebut jodoh yang serasi? Ya, selain warnanya yang sama, merah, juga karena sama-sama punya kandungan vitamin A dan C yang dominan. Tapi yang namanya jodoh nggak mesti selalu punya kesamaan. Termasuk tomat dan cabai ini juga punya perbedaan yang sangat kentara, yaitu rasa, yang jika dipadukan akan memberikan rasa nikmat sebagai penyedap makanan. Sehingga tomat dan cabai juga disebut-sebut mampu merangsang dan menerbitkan nafsu makan. Yakin deh kalau makan pakai sambal pasti maunya nambah, nambah lagi dan nambah terus.


Wassalamualaikum Wr. Wb.

#ODOP #bloggermuslimahindonesia #day8


8 comments:

  1. wah masya Allah, analoginya cocok kak.. ^^
    Aisyah ngga suka sambal atau apapun yg pedas2, perutnya ngga kuat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga kadang nggak kuat pedas2... mules😅

      Delete
  2. Aku termasuk orang yang suka makan pedes dan saus tomaaatt. Mereka emang enak dan klop mbak. Tak terpisahkan. Wkwk

    ReplyDelete
  3. Eh, perbedaan lainnya; pernah harga tomat rendah banget dan harga cabai selangit, bener2 saling melengkapi

    ReplyDelete
  4. Tomat memang mengandung banyak gizi. Aku suka bange nih. Dari mentah, atau disambal kayak di atas, dicampur sayur, pokoknya joz deh Mbak

    ReplyDelete